Pemanfaatan ASTERIX
(Askes Integrated and Responsive Information Exchange) Dalam Pengembangan
Bridging System Antara PT Askes Dengan Rumah Sakit Mitranya Untuk Menunjang
Sistem Informasi Manajemen Yang Berbasis Teknologi
Alini
Program Magister
Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
Abstrak
Asuransi kesehatan merupakan jenis usaha jasa
keuangan yang melibatkan tiga unsur yang
tidak dapat dipisahkan yaitu peserta, pemberi pelayanan dan badan asuransi. PT.
Asuransi Kesehatan Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi yang
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan. Dalam usaha memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada seluruh peserta yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, maka PT Askes
mengembangkan kerjasama dengan provider (pemberi pelayanan kesehatan, instansi
terkait, dan perusahaan lain) yang ada didalam jaringan bisnis PT Askes
(Persero) yang disebut dengan Bridging sistem. Bridging system ini mengintegrasikan antara Sistem Informasi
Manajemen (SIM) PT Askes (Persero) dengan SIM provider, yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim, mengendalikan pelayanan
serta menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang
pelayanan. Untuk menunjang
SIM yang berbasis teknologi, PT Askes memperkenalkan suatu platform bernama
ASTERIX (Askes Integrated and Responsive Information Exchange) ASTERIX
diharapkan dapat mewujudkan cita-cita perusahaan yaitu memberikan pelayanan
prima bagi peserta maupun mitra perusahaan.
Kata kunci: asuransi kesehatan, sistem
informasi manajemen, bridging sistem, ASTERIX
A. Latar Belakang
Asuransi kesehatan merupakan jenis usaha
jasa keuangan yang sangat kompleks yang
melibatkan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu peserta (enrollee/insured), pemberi pelayanan (provider) dan badan asuransi (insurer). Tuntutan utama kepada asuransi
kesehatan sebagai suatu perusahaan jasa keuangan adalah efisiensi dan profit.
Di sisi lain, sebagai suatu usaha dalam
bidang jasa pelayanan kesehatan, menuntut
“art” tersendiri, untuk dapat memberi
kepuasan terhadap setiap individu terkait, baik peserta maupun pemberi
pelayanan kesehatan.
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau yang dikenal dengan
nama PT. Askes Indonesia (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha
lainnya. PT Askes
(Persero) yang mengusung visi“spesialis dan pusat unggulan asuransi kesehatan
di Indonesia” telah melayani sebagian besar rakyat Indonesia selama kurun waktu
hampir 41 tahun dan akan terus berusaha memenuhi ekspektasi dari peserta dan
mitra perusahaan, yang tentunya semakin hari semakin memberikan tantangan
tersendiri.
Baik
disadari atau tidak, kita telah memasuki era globalisasi dengan segala sisi
positif dan negatifnya. Aspek nyata yang ditimbulkan oleh era globalisasi ini
salah satunya adalah “kompetisi” yang semakin tajam dan semakin berat antar
pelaku bisnis dalam rangka merebut pasar atau pelanggan. Mengingat
jumlah dan heterogenitas peserta Askes yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia, maka PT. Askes juga berusaha menjadi pusat unggulan dalam Sistem
Informasi Manajemen (SIM) di bidang asuransi kesehatan, sehingga informasi
dapat tersebar dengan baik dan setiap transaksi yang terjadi dapat
dikomunikasikan secara serentak keseluruh kantor PT Askes (Persero). Oleh
sebab itu, dalam usahanya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh
pelanggan, PT. Askes (Persero) mengembangkan bridging system antara PT. Askes
dan rumah sakit-rumah sakit mitranya. Untuk menunjang SIM yang berbasis teknologi, PT Askes (Persero) memperkenalkan
suatu platform bernama ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive
Information Exchange, yang bertujuan untuk memperlancar pertukaran informasi
baik antara PT Askes (Persero) dengan peserta, PPK dengan peserta ataupun PPK
dengan PT Askes (Persero) sebagai mitra kerja. ASTERIX diharapkan dapat
mewujudkan cita-cita perusahaan yaitu memberikan pelayanan prima (serviceexcellence)
bagi peserta maupun mitra perusahaan.
Dalam Surat
Keputusan Direksi nomor 340/Kep/0808 disebutkan bahwa bridging sistem merupakan
suatu kerjasama antara PT Askes (Persero) dengan provider (pemberi
pelayanan kesehatan, instansi terkait dan perusahaan lain) yang ada didalam
jaringan bisnis PT Askes (Persero). Bridging system ini mengintegrasikan
antara SIM PT Askes (Persero) dengan SIM provider,yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim, mengendalikan pelayanan serta
menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan. Dengan
diterapkannya bridging system ini diharapkan kecepatan dan ketepatan pelayanan
dalam antrean dan penagihan klaim bagi peserta program Askes dapat terwujud
B. Aplikasi Sistem
Bridging PT Askes
Bridging system merupakan system yang mengintegrasikan
antara Sistem Informasi Manajemen (SIM) PT Askes (Persero) dengan SIM pemberi
pelayanan (provider), yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mempercepat
proses klaim, mengendalikan pelayanan serta menyediakan informasi administrasi
yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan. Dalam penerapan bridging sistem ini,
PT askes memilih menggunakan tekonologi java dan pemasangan jaringan virtual
private network (VPN), dengan memperkenalkan platform bernama ASTERIX atau Askes Integrated and
Responsive Information Exchange.
1). Sistem informasi Manajemen
Sistem
informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/ mesin yang terpadu (integrated),
untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware), dan
perangkat lunak (software) computer, prosedur pedoman, model manajemen
dan sebuah data base.
2). Bridging Sistem
Menurut eBook dari wndw.net (2006) Bridge merupakan alat jaringan yang
menyambungkan dua jaringan pada lapisan sambungan data (data link layer). Sedangkan
Menurut Riyadi & Chris (2010),bridge adalah metode koneksi yang
menggabungkan 2 atau lebih interface yang bertipe ethernet atau sejenisnya,
seolah-olah berada dalam segmen network yang sama, dimana proses bridging pada
layer data link. Menurut ebopedia.com (2010), bridge adalah: "A device that connects two local-area
networks (LANs), or two segments of the same LAN that use the same
protocol, such as Ethernet or
Token-Ring." Bridge adalah perangkat yang dirancang untuk menghubungkan
dua LAN yang memiliki protokol
identik pada lapisan fisik dan data-link. Karena protokol sama maka Bridge
tidak memerlukan pengelolaan sinyal yang kompleks (Akib, 2010)
3). Teknologi Java
Sebagai sebuah bahasa pemrograman, Java dapat membuat seluruh
bentuk aplikasi, desktop, web dan lainnya, sebagaimana dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman konvensional yang lain. Java adalah bahasa
pemrograman yang berorientasi objek (OOP) dan dapat dijalankan pada berbagai platform
sistem operasi. Perkembangan Java tidak hanya terfokus oada satu sistem
operasi, tetapi dikembangkan untuk berbagai sistem operasi dan bersifat open
source (Http://poss.ipb.ac.id).
4). Virtual Private Network (VPN)
Virtual Private
Netmork (VPN) merupakan sebuah koneksi virtual yang bersifat private dimana
tidak semua orang bisa mengaksesnya. Jaringan ini tidak ada secara fisik
melainkan berupa jaringan virtual. VPN Menghubungkan PC dengan jaringan public
atau internet namun sifatnya private, karena bersifat private maka tidak semua
orang bisa terkoneksi ke jaringan ini dan mengaksesnya, oleh karena itu
diperlukan keamanan data (http://id.wikipedia.org/wiki/VPN).
Pada dasarnya Konsep kerja membutuhkan
sebuah server yang berfungsing sebagai penghubung antar PC. Jika digambarkan
kira-kira seperti ini:
Bila digunakan untuk menghubungkan 2 komputer secara private
dengan jaringan internet maka seperti ini:
5).
ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange.
Di dalam platform ini terdapat kumpulan kompilasi
yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a.
CORE atau
Customer Oriented Retail Environment. PT Askes (Persero), merupakan
perusahaan jasa yang harus selalu mengutamakan kepuasan pesertanya, dengan
begitu prinsip berorientasi pada pelanggan harus menjadi bagian terpenting
dalam perjalanan bisnisnya.
b.
ENERCOM atau Enterprise Resource
Communication yang merupakan kumpulan perangkat keras, kabel, jaringan
komunikasi data dan suara yang tujuannya untuk mengalirkan suatu informasi dari
titik pusat ke titik lainnya. Perangkat-perangkat ini harus bisa memastikan
pertukaran informasi (data) tersebar dengan baik.
c.
IRFAN atau Integrated
Risk Management and Financial Analysis yang menyajikan kumpulan
data analisis yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen PT Askes (Persero) untuk
mengambil suatu kebijakan finansial maupun pengelolaan resiko.
d.
INTEGRA atau Integrated
Global Responsive Accessibility, yang bertujuan mengintegrasi dengan
baik sistem informasi yang ada di rumah sakit dan provider lainnya
dengan SIM PT Askes (Persero). Dengan demikian dapat dilakukan penyederhanaan
prosedur serta menghilangkan resiko double entry data, peningkatan
jaminan ketepatan serta kecepatan pembayaran klaim, terdapat pemetaan (mapping)
antara rumah sakit dengan data PT Askes (Persero) yang dapat menjamin
kepastian nilai ganti klaim, serta transparansi pembayaran klaim (http://www.ptaskes.com).
Menurut Santoso dalam Mohammad (2010) dengan pemanfaatan
aplikasi Web-based yaitu program komputer
yang berbasis internet diatas platform Java, maka PT. Askes mengembangkan
aplikasi system bridging ini. Teknologi Java dipilih karena kemampuannya
berinteraksi dengan platform lain atau bersifat multi-platform.
Teknologi Java ini mampu mendukung pengembangan sistem secara lebih terstruktur
dengan biaya pengembangan jauh lebih murah, karena tidak terikat dengan lisensi
produk software. Perlengkapan
sarana dan prasarana, antara lain; komputer, printer, TV LCD,
pemasangan jaringan virtual private network (VPN), pemasangan
infrastruktur pendukung jaringan komunikasi data, server dan bimbingan teknis.
Ada dua bagian
utama yang terdapat pada aplikasi bridging system yamg dilakukan oleh PT Askes yaitu
:
a)
Sistem Antrean Terpadu
Merupakan sistem informasi
terintegrasi yang diarahkan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sistem
antrean bagi peserta Askes. Caranya dengan otomasi alur proses dan penyajian
informasi strategis yang dibutuhkan peserta pada saat berobat. Dengan begitu,
kenyamanan peserta dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dapat
meningkat secara signifikan
b)
Sistem Penagihan Klaim Terpadu
Merupakan sistem informasi yang terintegrasi dengan
konsep end-to-end dalam proses adminitrasi pelayanan kesehatan bagi
peserta Askes. Ini mencakup mulai dari proses pendaftaran, pencatatan transaksi
pelayanan kesehatan, sampai dengan pembayaran klaim pelayanan kesehatan bagi
peserta Askes.
Dalam aplikasi bridging
system ini terdapat beberapa modul antara lain :
a)
Modul pendaftaran peserta atau pasien, yang berfungsi
memasilitasi validasi data peserta Askes secara online ke database terpusat
(selanjutnya, identitas peserta dikirim ke SIM RS dengan teknologi Web
services untuk dipergunakan dalam proses pencatatan pelayanan kesehatan dan
klaim secara individual).
b)
Modul administrasi pelayanan kesehatan di poliklinik
dan fasilitas penunjang medis (laboratorium, radiologi, tindakan medis, dan
sebagainya) pada SIM RS, buat mengirimkan data individual secara online
ke SIM Askes untuk setiap detail data pelayanan yang dicatat.
c)
Modul verifikasi klaim, yang menyediakan fasilitas
verifikasi secara online berdasarkan data yang dikirim dari SIM RS.
d)
Modul penagihan klaim, dengan cara pengiriman data
tagihan secara batch dari RS ke pusat data PT Askes berdasarkan data hasil
verifikasi yang telah disetujui RS dan PT Askes.
e)
Modul Decision Support System dan sistem
antrean, yang berfungsi memfasilitasi proses monitoring pelayanan
kesehatan di RS secara online yang mampu menyediakan informasi terkait
dinamika kunjungan dan traffic tujuan perawatan. Dan, keenam, modul
administrasi pembayaran klaim di kantor cabang PT Askes, untuk memfasilitasi
administrasi pencatatan keuangan dan pembayaran klaim ke rekening RS.
C. Pembahasan
Implementasi teknologi berbasis Web Services
ini dilakukan pada pertengahan 2008. Pengembangannya dilaksanakan dengan pola
atau konsep Joint Application Development antara PT Askes dan Unit
Teknologi Informasi tiap rumah sakit mitra. Stakeholders pengembangan
sistem yang terlibat meliputi manajemen PT Askes kantor pusat, kantor regional,
kantor cabang, serta manajemen rumah sakit mitra PT Askes.
Tahapan
implementasi dimulai dengan integrasi data Surat Jaminan Pelayanan (melalui
kesepakatan parameter Web services, pengembangan aplikasi Web
services, desain integrasi, coding dan uji coba), integrasi
pelayanan kesehatan (melalui mapping jenis pelayanan/tindakan hingga uji
coba aplikasi Web services terhadap hasil mapping jenis
pelayanan/tindakan) serta implementasi. Monitoring dan evaluasi terhadap
perkembangan pekerjaan dilaksanakan secara bersama-sama antara seluruh stakeholder
yang terlibat dan dilaksanakan secara periodic.
Cara kerja
system ini dimulai ketika peserta Askes datang ke rumah sakit, kartu Askesnya
akan diidentifikasi (dientri) secara online, sehingga datanya akan
keluar. Proses itu terjadi dalam satu interface yang dipakai bersama. Sebelum
penerapan system ini, peserta Askes harus mendatangi tiga loket: loket rumah
sakit, loket PT Askes dan loket Rekam Medis (Medical Record). Sekarang
cukup datang ke satu loket. Data yang dientri tadi langsung dikirim ke SIM
rumah sakit untuk keperluan rumah sakit. Lalu, rumah sakit akan mengirimkan
rekam medis peserta tersebut ke PT Askes. Jadi Web service-nya berjalan
dalam pola request-response, tanpa saling mengganggu. Pihak PT Askes
memberikan nomor kartu ke rumah sakit, lalu sistem Web services rumah
sakit memberikan informasi rekam medis, sehingga database pasien ter-update.
Setelah itu, peserta
akan masuk ke poliklinik yang merupakan bagian dari SIM rumah sakit. Ketika
peserta datang ke poliklinik, datanya sudah bisa langsung diakses di poliklinik
tersebut, karena data itu sudah masuk ke database rumah sakit . Ketika
peserta di poliklinik mendapat pelayanan dari dokter, rumah sakit kemudian mengirimkan kembali data itu melalui sistem Web
services ke SIM PT Askes. Ketika dientri, data di poliklinik akan langsung
dikirim ke PT Askes dan disimpan di sistem database-nya. Dengan begitu,
ketika terjadi pelayanan di poliklinik, Askes bisa langsung melakukan proses
verifikasi klaim. Sebelumnya proses verifikasi klaim ini dilakukan sebulan
sekali yaitu ketika peserta Askes datang ke poliklinik, lalu kemudian berkasnya
dikumpulkan dari semua poliklinik, dan pada akhir bulan dikirim ke Pusat
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit. Sekarang verifikasi klaim bisa
dilakukan di rumah sakit yang bersangkutan.. hal ini dapat mendongkrak nilai
tambah dari mutu layanan PT Askes di rumah sakit. Dari sisi antrean bisa lebih
cepat, dan dari sisi klaim juga bisa lebih akurat.
Pemanfaatan
aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis
perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan
efisiensi, dimana diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa
mengimplementasikan layanan ini. Sebanyak 425 rumah sakit dari total 600 rumah sakit kini sudah
terkoneksi secara real-time dengan teknologi VPN-IP MPLS. Rumah sakit
yang ingin menerapkan layanan Web services dari PT Askes ini hanya perlu
memiliki database dengan format
WXDL (bukan SQL). Sehingga tidak harus memiliki platform Java. Teknologi Web
services ini mampu memfasilitasi pertukaran data antara dua mesin yang
berbeda secara online, sehingga mampu mendukung monitoring pelayanan
kesehatan secara rinci per individu, jenis pelayanan medis, lokasi pelayanan
dan tindakan medis.
RS Hasan Sadikin
(RSHS) Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan layanan Web
services PT Askes sejak tahun 2009. Untuk mengembangkan layanan ini, bagian
teknologi informasi mempersiapkan fikasi aplikasi berbasis Web, infrastruktur
jaringan dan hardware LAN yang mendukung aplikasi Web, kesepakatan dan
kesetaraan coding, (dengan unit TI PT Askes) dan pelatihan penggunaan
aplikasi baru. Sistem dibuat berdasarkan teknologi Web services dan infrastruktur
VPN disediakan Askes, sedangkan internal untuk akses ke Web service tersendiri
oleh pihak RSHS.
Keuntungan yang
diperoleh dari pemanfaatan sistem tersebut antara lain; kecepatan proses entri,
kecepatan proses klaim, dan efisiensi dalam proses (waktu, tenaga, sumber daya
lain). Selain itu adanya kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan
akuntabilitas. Keuntungan lainnya adalah tidak adanya kegiatan saling
intervensi, serta terjaganya keamanan transaksi dan data dalam server masing-masing,akan
tetapi kedua pihak memang mesti berkomitmen terhadap pemeliharaan hasil system bridging agar diperoleh
manfaat optimal.
Tabel 1
Perbedaan Proses Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Implementasi
Aplikasi Bridging System yang Berbasis Web Services
Proses
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Benefit
|
Pendaftaran Peserta dan Validasinya
|
Pemeriksaan dokumen secara manual meliputi kartu Askes,
fotokopi kartu Askes, surat rujukan, fotokopi surat rujukan.
|
Pemeriksaan keabsahan peserta secara online dan real-time
berdasarkan nomor kartu Askes/NIP, dan tidak diperlukan lagi fotokopi dokumen
kartu Askes dan surat rujukan.
|
Peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan administrasi
penerbitan surat jaminan pelayanan kesehatan dari 10 menit menjadi 2 menit.
|
Penerbitan Surat Jaminan Pelayanan Kesehatan (SJP) dan
Administrasi Pendaftaran RS
|
Penerbitan SJP secara manual terpisah dari administrasi
pendaftaran di loket rumah sakit. Pasien mengunjungi dua loket pendaftaran.
|
Penerbitan SJP secara elektronik dan terintegrasi dengan
pencatatan rekam medis pasien, dan pasien cukup mengunjungi satu loket
pendaftaran
|
Penyederhanaan prosedur administrasi pelayanan.
|
Penagihan Klaim
|
·
Entri data transaksional dilakukan dua kali:
untuk kepentinganrumah sakit dan keperluan penagihan klaim pelayanan kepada
PT Askes.
·
Pengumpulan bukti tagihan klaim dilaksanakan
setiap bulan.
·
Dokumen penagihan klaim manual, dokumen
tagihan terdiri dari surat rujukan, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu
Askes, SJP, bukti pelayanan dan tindakan medis, formulir pengajuan klaim,
rekapitulasi klaim dan kuitansi.
|
·
Pencatatan data transaksi secara online
dari unit pemberi pelayanan (poliklinik, lab radiologi, dll.)
·
Pengumpulan dokumen bukti pelayanan
dilaksanakan dalam waktu seminggu.
·
Dokumen penagihan ecara elektronik dilengkapi
dengan formulir pengajuan klaim dan rekapitulasi pelayanan.
|
·
Proses penagihan klaim lebih cepat, tepat dan
akurat.
·
Biaya operasional administrasi klaim berkurang
karena tidak diperlukan pencatatan data klaim dua kali (SIM Askes dan SIM RS)
|
Verifikasi Klaim
|
Secara manual terhadap berkas dokumen penagihan klaim,
dilaksanakan di Kantor Cabang PT Askes (Persero)
|
Secara elektronik, dilaksanakan di RS (Pusat Pelayanan
Administrasi Terpadu RS)
|
Proses lebih cepat dan akurat.
|
Pembayaran Klaim
|
Pembayaran klaim dilaksanakan di kancab setelah seluruh
proses diselesaikan.
Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (35 hari).
|
Proses pembayaran klaim secara elektronik, data
terintegrasi end-to- end.
Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (14 hari).
|
Proses pembayaran klaim lebih sederhana.
Data rekam individual tersedia untuk audit trail.
Tingkat kerincian data yang terintegrasi dapat digunakan
untuk Decision Support System dan penyajian Executive Information
System.
|
Legalisasi Pelayanan Suplemen dan Khusus
|
Secara manual mengacu kepada kartu kendali/buku register
pelayanan suplemen (kacamata, prothese, dll.)
|
Dilaksanakan secara elektronik berdasarkan data transaksi
individual.
|
Proses pelayanan administrasi lebih cepat, tepat dan
akurat.
Pengendalian biaya pelayanan kesehatan melalui pencegahan fraud
and abuse.
Penyedehanaan prosedur administrasi pelayanan kesehatan di
RS.
|
Customer Service
|
Keterbatasan data/informasi yang diberikan kepada peserta.
|
Data terintegrasi, informasi dapat diakses secara
fleksibel mendukung penyampaian informasi kepada peserta secara lebih cepat,
tepat dan akurat.
|
Peningkatan mutu pelayanan kepada peserta Askes di RS.
|
D. Kesimpulan
Sistem bridging
merupakan system yang mengintegrasikan antara Sistem Informasi Manajemen (SIM)
PT. Askes (Persero) dengan SIM pemberi pelayanan (provideri). Keuntungan
yang diperoleh dari pemanfaatan sistem ini yaitu kecepatan pada proses entri,
proses klaim dan efisiensi pemanfaatan waktu, tenaga dan sumber daya lain. Selain
itu adanya kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan akuntabilitas.
Keuntungan lainnya adalah tidak adanya kegiatan saling intervensi, serta
terjaganya keamanan transaksi dan data dalam server masing-masing. Pemanfaatan
aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis
perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan
efisiensi, dimana diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa
mengimplementasikan layanan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, F. Perangkat
Interkoneksi. http://teknik-informatika.com/images/pti/gateway-menggabungkan-dua-jaringan-tidak-sama.jpg.
diakses tanggal 1 Oktober 2010
Anonym . (2010). Wadirut
PT Askes Raih "Best CIO". http://bataviase.co.id/detailberita-10561484.html. Diakses tanggal 1 Oktober 2010
Anonym. (2010). Presentasi
Pemanfaatan Sistem Bridging PT. Askes pada Konferensi FIKI 2010. http://simkes.fk.ugm.ac.id/2010/09/presentasi-pemanfaatan-sistem-bridging-pt-askes-pada-konferensi-fiki-2010. Diakses tanggal 1 Oktober 2010
Anonim, 2009, Info Askes, Buletin
Bulanan PT ASKES (Persero), Edisi Juni 2009. http://www.ptaskes.com/detail/2/158/uploads/bulletin/06_Juni%202009.pdf.
Diakses tgl 7 Oktober 2010
Anonim. Sejarah
singkat PT Askes. http://www.ptaskes.com/http://www.ptaskes.com/.
Diakses tanggal 10 Oktober 2010
Cahyadi, D. (2010). Pemanfaatan
Fitur Tunneling Menggunakan Virtual Interface EoIP di MikrotikRouterOS Untuk
Koneksi Bridging Antar Kantor Melalui Jaringan ADSL Telkom Speedy. http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/07/06-jurnal-informatika-mulawarman-juni2010-v-1-1.pdf
Davis, Gordon B. (1999). Kerangka
Dasar Sistem Informasi manajemen, bagian 1. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi
Mohammad,
A. (2010). Antrean dan klaim Lancar,
pasienpun pulang. http://swa.co.id/2010/02/antrean-dan-klaim-lancar-pasien-pun-senang.
Diakses tanggal 1 Oktober 2010
Purnomo,
Ari Joko. (2008). Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) PT Askes online G1 Terhadap Kecepatan Pemrosesan Klaim Asuransi Kesehatan
Di PT Askes Cabang Boyolali. http://etd.eprints.ums.ac.id/4007/1/J410060049.pdf.
diakses tanggal 10 Oktober 2010
Http://poss.ipb.ac.id/files/JENI-Intro1-Bab02-Pengenalan%20Bahasa%20JAVA.pdf
www.cert.or.id/~budi/courses/ec5010/projects/rusdy-report.doc. diakses tanggal 7 Oktober 2010
Virtual Private
Network. http://id.wikipedia.org/wiki/VPN.
diakses tanggal 8 Oktober 2010
0 Responses to “Makalah Sistem Informasi Manajemen | Pemanfaatan ASTERIX Dalam Pengembangan Bridging System ”
Posting Komentar